Makna yang Terkandung Dalam Logo City Branding Kabupaten Bantul
City Branding adalah simbol berbentuk logo yang menjadi identitas dari sebuah kota. City Branding ditujukan terutama untuk calon pendatang (tourist). Fungsi dari City Branding untuk mempromosikan sebuah kota dalam bentuk logo dengan menonjolkan ciri khas dan keunggulan dari kota tersebut guna menarik minat pendatang untuk berkunjung.
Arti warna dan bentuk
Dominan hijau: mewakili ide ‘ijo royo-royo’ yang melambangkan kehidupan yang berkelanjutan di Kabupaten Bantul; warna ini berasosiasi pada konsep pembaharuan, pergantian yang lebih baik dan harmonis.
Logo branding Kabupaten Bantul dirancang menggunakan bentuk-bentuk plastis, nonformal dan dinamis. Pemilihan ini bertujuan, pertama: menggambarkan dinamika masyarakat Bantul yang senantiasa bergerak menuju perbaikan; kedua: secara visual bentuk plastis yang dibangun dari kurva-kurva yang halus memberikan kualitas estetika dan mempengaruhi persepsi ke arah keindahan, keluhuran dan keagungan.
Muatan Visi dan Misi Kabupaten Bantul
Bentuk gentong gerabah menggambarkan hasil dari sebuah usaha budi daya akal dan pikiran yang ditopang oleh usaha bekerja dalam sebuah proses mencipta (karsa dan karya). Ini merupakan manifestasi dari konsep produktif dan profesional dalam visi dan misi Kabupaten Bantul.
Berikut adalah salah satu contoh logo city branding yang berasal dari Kabupaten Bantul beserta makna yang terkandung di dalamnya.
Proses Abstraksi Ide
City Brand ini dirancang untuk mewakili Kabupaten Bantul melalui visualisasi kondisi geografis dan potensi unggulan wilayah. Dengan penggambaran ini, pembaca atau pengamat logo dapat mengasosiasikannya dengan Kabupaten Bantul dengan atributatribut fisik, lingkungan hidup, ekonomi, sosial dan budayanya.
3. Aspek Sosial Ekonomi & Budaya
Mayoritas masyarakat Kabupaten Bantul bekerja di bidang pertanian, perdagangan, industri (kecil dan menengah) dan jasa. Hal ini menggambarkan pergeseran dari budaya subsistence menuju masyarakat industri. Pergeseran ini ditandai dengan mulai beragamnya kegiatan industri kecil dan menengah di samping kegiatan agraris yang dominan. Kegiatan industri menjadi wahana masyarakat Bantul untuk mengekspresikan kemampuan olah rasa dan olah pikir dalam menghasilkan karya-karya budaya yang berkualitas. Karya-karya ini merupakan hasil budaya yang adi luhung dengan berbagai fungsi dan makna serta didasari cita rasa seni yang tinggi.
City Brand ini dirancang untuk mewakili Kabupaten Bantul melalui visualisasi kondisi geografis dan potensi unggulan wilayah. Dengan penggambaran ini, pembaca atau pengamat logo dapat mengasosiasikannya dengan Kabupaten Bantul dengan atributatribut fisik, lingkungan hidup, ekonomi, sosial dan budayanya.
1. Aspek Lingkungan Fisik
Kabupaten Bantul terletak di bentang alam yang sebagian besar terdiri dari dataran aluvial dan beberapa perbukitan di sebelah Timur wilayah kabupaten. Wilayah Kabupaten Bantul merupakan bagian dari geoekosistem yang lebih besar, di mana termasuk di dalamnya Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Geoekosistem ini terdiri dari ekosistem kerucut gunungapi, lereng dan kaki gunungapi serta dataran aluvial yang berujung di sebelah Selatan yaitu ekosistem pantai dan perairan laut. Kabupaten Bantul menempati wilayah yang dicirikan dengan dataran yang relatif landai dengan beberapa variasi relief bumi yang berbukit. Wilayah ini memiliki kelimpahan sumber daya air yang memadai untuk mendukung keberlangsungan lingkungan hidup di dalamnya. Lingkungan fisik ini merupakan potensi yang sangat kuat sebagai obyek kunjungan wisata. Lingkungan ini menghadirkan berbagai pilihan wisata alam seperti sungai, hutan dan pantai.
2. Aspek Lingkungan Hidup
Lingkungan fisik yang ada menjadi wadah untuk hidup yang ideal dari beberapa jenis produk unggulan di Kabupaten Bantul, termasuk sejumlah besar potensi pertanian, perkebunan, kehutanan, dan juga peternakan serta perikanan. Kabupaten Bantul juga memiliki kawasan lindung yang merupakan kawasan yang ditetapkan untuk fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup untuk menjamin berlangsungnya pembangunan yang berkelanjutan.
Warna biru: berasosiasi pada air dan bahari yang merupakan pelengkap yang ideal dari kehidupan agraris; biru dapat juga berarti ketenangan.
Warna coklat: berasosiasi pada potensi tanah yang baik untuk berbagai kegiatan produksi baik tanaman maupun olahan industri; warna coklat juga berhubungan dengan stabilitas, berkaitan dengan kebumian, keutuhan dan keteraturan.
Warna abu-abu: berasosiasi pada dinamika dan harapan.
Konsep ijo royo-royo dan asri disimbolkan dalam bentuk dan warna pada bagian tengah logo yang berbentuk dan berwarna menyerupai tanaman/pohon. Simbol ini mewakili ide tentang kesinambungan kehidupan atau kehidupan yang berkelanjutan (sustainable)
Konsep aman, tertib dan sehat tergambar melalui urutan simbol yang mengikuti pola teratur dari model lingkungan fisik yang ada, yang mengikuti arah pergerakan air mulai dari hulu hingga ke hilir (pantai). Keteraturan yang mendasari kinerja alam tentu akan menghasilkan lingkungan yang lebih sehat, berkualitas dan berkelanjutan.
Karakter bentuk yang plastis dan dinamis namun mengikuti kaidah atau order tertentu memberikan kesan luasnya keterlibatan semua lapisan masyarakat Bantul dalam membangun wilayahnya, bukan bentuk Top-Down yang rigid melainkan Bottom-Up yang fleksibel; bukan birokratis yang kaku melainkan partisipatif yang akomodatif. Ini merupakan simbolisasi dari konsep demokratis.
Logo ini merupakan abstraksi dari konsep lingkungan alam (fisik, hayati dan budaya) yang semuanya merupakan obyek yang tercipta dari hasil karya Tuhan Yang Maha Esa. Logo ini diharapkan akan menjadi pengingat bagi masyarakat Bantul agar dengan sadar senantiasa mensyukuri nikmat kekayaan sumberdaya alam ini melalui kegiatan berbudaya dan pengelolaan sumberdaya dengan sebaik-baiknya.
salah satu contoh aplikasi pada media |
sumber tulisan bantulkab.go.id
No comments
Silahkan meninggalkan komentar yang baik dan sesuai tema, terimakasih sudah berkunjung